Home /
Kisah Islami /
Kisah Sahabat Nabi SAW /
Kisah Teladan /
Kisah Si Badui Yang Menghisab Allah Ta'ala
Selasa, 15 Desember 2015
Kisah Si Badui Yang Menghisab Allah Ta'ala
Seorang lelaki Badui telah memeluk Islam, tetapi karena keadaan eekonominya yang terbatas dan tempat tinggalnya yang sangat jauh dari Madinah, ia belum pernah menghadap dan bertemu langsung dengan Nabi SAW. Ia hanya berbai’at memeluk Islam dan belajar tentang peribadatan dari para pemuka kabilahnya yang pernah mendapat pengajaran Nabi SAW. Tetapi dengan segala keterbatasannya itu, ia mampu menjadi seorang mukmin yang sebenarnya, bahkan sangat mencintai Rasulullah SAW.
Suatu ketika ia mengikuti rombongan kabilahnya melaksanakan ibadah umrah ke Makkah. Sambil thawaf sendirian, terpisah dari orang-orang lainnya, si badui ini selalu berdzikir berulang-ulang dengan asma Allah, "Ya Kariim, ya Kariim….."
Ia memang bukan orang yang cerdas, sehingga tidak mampu menghafal dengan tepat doa atau dzikr yang idealnya dibaca ketika thawaf, sebagaimana diajarkan Nabi SAW. Karena itu ia hanya membaca berulang-ulang asma Allah yang satu itu. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengikuti berjalan di belakangnya sambil mengucap juga, “Ya Kariim, ya Kariim!!”
Si Badui ini berpindah dan menjauh dari tempat dan orang tersebut sambil meneruskan dzikrnya, karena ia menyangka lelaki yang mengikutinya itu hanya memperolok dirinya. Tetapi kemanapun ia berpindah dan menjauh, lelaki itu tetap mengikutinya dan mengucapkan dzikr yang sama. Akhirnya si Badui berpaling menghadapi lelaki itu dan berkata, "Wahai orang yang berwajah cerah dan berbadan indah, apakah anda memperolok-olokkan aku? Demi Allah, kalau tidak karena wajahmu yang cerah dan badanmu yang indah, tentu aku sudah mengadukan kamu kepada kekasihku…"
Lelaki itu berkata, “Siapakah kekasihmu itu?”
Si Badui berkata, “Nabiku, Muhammad Rasulullah SAW!!”
Lelaki itu tampak tersenyum mendengar penuturannya, kemudian berkata, "Apakah engkau belum mengenal dan bertemu dengan Nabimu itu, wahai saudaraku Badui?"
"Belum..!!" Kata si Badui.
Lelaki itu berkata lagi, “Bagaimana mungkin engkau mencintainya jika engkau belum mengenalnya? Bagaimana pula dengan keimananmu kepadanya?"
Si Badui berkata, "Aku beriman atas kenabiannya walau aku belum pernah melihatnya, aku membenarkan kerasulannya walau aku belum pernah bertemu dengannya…!!"
Lagi-lagi lelaki itu tersenyum dan berkata, "Wahai saudaraku orang Badui, aku inilah Nabimu di dunia, dan pemberi syafaat kepadamu di akhirat…!!"
Memang, lelaki yang mengikuti si Badui itu tidak lain adalah Rasulullah SAW, yang juga sedang beribadah umrah. Sengaja beliau mengikuti perilaku si Badui karena beliau melihatnya begitu polos dan ‘unik’, menyendiri dari orang-orang lainnya, tetapi tampak jelas begitu khusyu’ menghadap Allah dalam thawafnya itu.
Si Badui tersebut memandang Nabi SAW seakan tak percaya, matanya berkaca-kaca. Ia mendekat kepada beliau sambil merendah dan akan mencium tangan beliau. Tetapi Nabi SAW memegang pundaknya dan berkata, "Wahai saudaraku, jangan perlakukan aku sebagaimana orang-orang asing memperlakukan raja-rajanya, karena sesungguhnya Allah mengutusku bukan sebagai orang yang sombong dan sewenang-wenang. Dia mengutusku dengan kebenaran, sebagai pemberi kabar gembira (yakni akan kenikmatan di surga) dan pemberi peringatan (akan pedihnya siksa api neraka) …"
Si Badui masih berdiri termangu, tetapi jelas tampak kegembiraan di matanya karena bertemu dengan Nabi SAW. Tiba-tiba Malaikat Jibril turun kepada Nabi SAW, menyampaikan salam dan penghormatan dari Allah SWT kepada beliau, dan Allah memerintahkan beliau menyampaikan beberapa kalimat kepada orang Badui tersebut, yakni : "Hai Badui, sesungguhnya Kelembutan dan Kemuliaan Allah (yakni makna asma Allah : Al Karim) bisa memperdayakan, dan Allah akan menghisab (memperhitungkan)-nya dalam segala hal, yang sedikit ataupun yang banyak, yang besar ataupun yang kecil….."
Nabi SAW menyampaikan kalimat dari Allah tersebut kepada si Badui, dan si Badui berkata, "Apakah Allah akan menghisabku, ya Rasulullah??"
"Benar, Dia akan menghisabmu jika Dia menghendaki…" Kata Nabi SAW.
Tiba-tiba si Badui mengucapkan sesuatu yang tidak disangka-sangka, "Demi Kebesaran dan Keagungan-Nya, jika Dia menghisabku, aku juga akan menghisab-Nya….!!"
Sekali lagi Nabi SAW tersenyum mendengar pernyataan si badui, dan bersabda, "Dalam hal apa engkau akan menghisab Tuhanmu, wahai saudaraku Badui?"
Si Badui berkata, "Jika Tuhanku menghisabku atas dosaku, aku akan menghisab-Nya dengan maghfirah-Nya, jika Dia menghisabku atas kemaksiatanku, aku akan menghisab-Nya dengan Afwan (pemaafan)-Nya, dan jika Dia menghisabku atas kekikiranku, aku akan menghisab-Nya dengan kedermawanan-Nya…."
Nabi SAW sangat terharu dengan jawaban si Badui itu sampai menangis meneteskan air mata yang membasahi jenggot beliau. Jawaban sederhana, tetapi mencerminkan betapa "akrabnya" si Badui tersebut dengan Tuhannya, betapa tinggi tingkat ma’rifatnya kepada Allah, padahal dia belum pernah mendapat didikan langsung dari Nabi SAW. Sekali lagi Malaikat Jibril AS turun kepada Nabi SAW dan berkata, "Wahai Muhammad, Tuhanmu, Allah As Salam mengirim salam kepadamu dan berfirman : Kurangilah tangismu, karena hal itu melalaikan malaikat-malaikat pemikul Arsy menjadi lalai dalam tasbihnya. Katakan kepada saudaramu, si Badui, ia tidak usah menghisab Kami dan Kami tidak akan menghisab dirinya, karena ia adalah (salah satu) pendampingmu kelak di surga….!!!"
Share this
Related Articles :
Perjalanan Hidup Imam Ahmad bin HanbalImam madzhab yang empat memiliki keistimewaan-keistimewaan yang saling melengkapi antara satu dan yang lainnya. Imam Abu Hanifah adala ...
Malaikat Telah MenyelamatkannyaIni sebuah kisah nyata yang terjadi di Riyadh. Tapi sang pelaku berharap kisahnya dapat disebarkan agar dapat memberikan manfaat kepad ...
WAFATNYA RASULULLAH SAW, BANJIR AIR MATA PARA SAHABAT, BANJIR AIR MATA KITADiriwayatkan bahwa surah Al-Maidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu Ashar yaitu pada hari Jum’at di Padang Arafah pada musim haji ...
Maryam Teladan Bagi MuslimahMaryam adalah wanita terbaik sepanjang masa. Wanita terbaik dalam kurun sejarah wanita, dari Hawa hingga kelak yang terakhir, entah si ...
Kasih Sayang Khalifah Umar Kepada RakyatnyaMenyebut nama Umar bin al-Khattab, nalar kita begitu reflek membayangkan sosok pemimpin yang tegas, adil, dan karismatik. Ditambah per ...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Artikel Populer
-
Dalam sebuah riwayat menyatakan, bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, ketika dia sedang asyik memperhatikan pe...
-
Pada suatu hari Saham bin Munjab merasa beruntung karena berada satu pasukan dengan Alla' bin Hadhrami. Saham sangat penasaran dengan Al...
-
Assalamu'alaikum,=. Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta'alaa, semoga kita semua senantisa mendapat ridha dan ...
-
Benarkan Napoleon Bonaparte, jenderal besar panglima perang Perancis ini masuk Islam? Kenapa tidak? Berpuluh-puluh tahun Napoleon berada di ...
Label
- Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Abu Lahab
- Abu Nawas
- Ahlulbait Hadits
- Akhir Zaman
- Al-quran digital Download gratis
- Aplikasi Islami
- Aplikasi Java Mobile
- artikel Islami
- Berita
- Bilal bin Rabbah
- Biografi
- Biografi Islam
- Biografi Ulama
- Cerita Anak Muslim
- Cerita Islami
- Coretan Islami
- Do'a
- Dongeng Islami
- Download Gratis
- Dunia Islam
- Fiqih
- habil dan qabil
- Humor Islami
- Ibadah Haji
- Ibnu Abbas
- Ijab Qabul
- Imam Bukhari
- Imam Mahdi
- Imam Syafi'i
- J
- k
- Kajian Islam
- Keajaiban Islam
- Keajaiban Sedekah
- keutamaan Al-Quran
- Keutamaan amalan sunnah
- Kiamat
- Kisah Facebook
- Kisah Hikmah
- Kisah Imam Ahmad
- Kisah Imam zahid
- kisah inspirasi
- Kisah Islami
- Kisah Muallaf
- kisah mujahid
- Kisah Nabi Adam
- Kisah nabi dan Rasul
- Kisah Nabi Daud AS
- Kisah Nabi Ilyasa
- Kisah Nabi Musa
- kisah nabi shaleh
- Kisah Nabi Yahya
- Kisah Nyata
- Kisah Rumah Tangga
- Kisah Sahabat
- Kisah Sahabat Nabi SAW
- Kisah Salafus Shalih
- kisah siti masyitoh
- Kisah Sufi
- Kisah Tabi'in
- Kisah Teladan
- Kisah Wanita Sholehah
- Kisah Zahid
- KisaTeladan
- Muslimah
- Nabi Khidr
- nabi muhammad
- Nabi Musa
- Ramadhan
- Sejarah
- Software Islami
- Surah al-Ikhlas
- Tarawih
- Umar Bin Khattab
- Ustadz Jefri Al Bukhari
- Ustadz uje
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
Arsip Blog
-
▼
2015
(13)
-
▼
Desember
(8)
- Nabi Sulaiman Leluhur Bangsa Melayu dalam Genealog...
- Teman Nabi Musa di Surga
- Sa'id bin Zaid al-Adawy RA
- Tidak Bersekutu Dengan Penguasa Zalim
- Kisah Si Badui Yang Menghisab Allah Ta'ala
- Keberkahan Dari Penguasa yang Adil
- Kisah Seorang Yahudi yang Merindukan Rasulullah Saw
- Kisah Nabi Ilyasa' alaihi salam
-
▼
Desember
(8)
0 komentar
Posting Komentar